MENUJU KEMERDEKAAN INDONESIA (Artikel Peserta Lomba Menulis Artikel Event Kemerdekaan PPHISSAM)

Indonesia tahun ini berusia 76 tahun. Generasi baru anak bangsa tak merasakan pahitnya perjuangan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Mereka semua bisa menikmati jerih payah para pendahulu yang berjuang hingga Indonesia bisa seperti saat ini. Butuh perjuangan panjang hingga akhirnya bangsa ini bisa memproklamasikan kemerdekaan yang selalu kita rayakan setiap 17 Agustus.

Pada tanggal 6 Agustus 1945 Kota Hiroshima dijatuhi bom atom “Little Boy” oleh Angkatan Udara Amerika Serikat yang menjadi bagian dari pasukan sekutu. Selanjutnya, pada tanggal 9 Agustus 1945 giliran Kota Nagasaki yang dihancurkan dengan bom atom “Fat Man”. Untuk menghindari kehancuran yang lebih parah maka pada tanggal 14 Agustus 1945 waktu New York (tanggal 15 Agustus 1945 waktu Indonesia) Kaisar Jepang Hirohito memerintahkan untuk menghentikan perang dan mengakui menyerah kepada sekutu.

Sultan Sjahrir tokoh muda yang pertama mendengar barita menyerahnya Jepang pada sekutu dari siaran radio BBC meminta Bung Karno dan Bung Hatta yang baru datang dari Dalat, Vietnam segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, Bung Karno dan Bung Hatta menolak karena harus membicarakan terlebih dahulu dengan PPKI. Desakan juga datang dari para pemuda Menteng 31 setelah melakukan pertemuan diruang belakang Kebon Jarak Institut Bakteorologi Pagangsaan. Pertemuan dipimpin Choirul Saleh. Selanjutnya, Wikana ditunjuk untuk menyampaikan hasil pertmuan di kediaman Bung Karno malam itu juga pada tanggal 15 Agustus 1945.Hasilnya Bung Karno kembali menolak desakan para pemuda tersebut.

Kegagalan itu membuat para pemuda kembali berunding di Jalan Cikini 71. Perundingan menyepakati untuk membawa Soekarno-Hatta keluar kota, tepatnya ke Rengasdengklok, tujuanyya agar pemimpin bangsa tersebut tidak terpengaruh Jepang dan segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Kamis dini hari tamggal 16 Agustus 1945, sekelompok pemuda dan anggota tentara PETA dibawah pimpinan Soekarno dan Shodanco Singgih “menjemput paksa” Bung Karno bersama Ibu Fatmawati dan putranya Guntur. Mereka dinaikkan ke mobil sedan yang didalamnya sudah ada Bung Hatta. Rombongan itu kemudian menuju Rengasdengklok. Mereka ditempatkan di kediaman Djiaw Kie Siong.

Pada 16 Agustus 1945 malam itu, peristiwa bersejarah yaitu perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung tanpa disaksikan Maeda karena sedang istirahat dilantai 2. Mereka yang merumuskan naskah Proklamasi berada di ruang makan. Tokoh perumusannya adalah Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Berperan sebagai penulis konsep Proklamasi adalah Bung Karno, sedangkan Bung Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pemikiran secara lisan. Rumusan teks Proklamasi setelah selesai dibawa ke ruang depan tempat berkumpul tokoh-tokoh Indonesia lainnya. Rumusan itu kemudian dibacakan dihadapan tokoh-tokoh yang hadir. Pada saat itu muncul persoalan tentang siapa yang akan menandatangani naskah Proklamasi itu nantinya, Ir. Sorkarno mengusulkan agar semua yang hadir menandatagani naskah Proklamasi. Akan tetapi, usulan itu ditolak oleh golongan muda. Soekarni kemudian mengusulkan dari yang menandatangani naskah Proklamasi cukup Soekarno-Hatta saja atas nama bangsa Indonesia. Usulan Soekarni ini disetujui oleh seluruh yang hadir.

Selanjutnya, konsep teks Proklamasi diketik oleh Sajoeti Malik. Dalam pengetikan terdapat beberapa perubahan redaksional atas persetujuan yang hadir. Adapun perubahan yang dimaksud adalah kata “tempoh” diganti menjadi “tempo”, kata “Djakarta 17-8-‘05” diganti menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ‘05”, dan kata “Wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”.

images-1

Tepat pukul 10.00 WIB, naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Moh. Hatta. Acara dilanjutkan dengan pengibaran Merah Putih oleh S. Soehoed dan Cudanco Latif Hendraningrat. Tanpa dikomando para hadirin spontan menyanyikan Indonesia Raya. Acara selanjutnya, adalah sambutan dari wakil walikota Soewirjo dan dr. Moewardi.

Karya : DYAN AYU SEFIYANI

Kelas : 3 IBTIDAIYAH PUTRI

HISSAM CREW
Media Center PP. Hidayatus Salaam

5 tanggapan untuk “MENUJU KEMERDEKAAN INDONESIA (Artikel Peserta Lomba Menulis Artikel Event Kemerdekaan PPHISSAM)

  • 30 Agustus 2021 pada 10:49 pm
    Permalink

    Bagus banget dari pemilihan kata dan penggiringan isu artikelnya, tp sayang banget semua Sudung pandang hanya dari penulis, tidak ada sumber atau referensi, padahal menulis sejarah sangat berkaitan dengan kejadian yang harus mencantumkan sumber referensi.
    Tp gpp buat belajar ttp semangat

    Balas
  • 30 Agustus 2021 pada 10:50 pm
    Permalink

    Tp secara keseluruhan aku palling suka artikel ini.

    Balas
  • 30 Agustus 2021 pada 10:52 pm
    Permalink

    Semangat belajar menulisnya, sebuah tulisan bisa indah jika jendela bacaan anda banyak . . . Terus kan bakaatmu

    Balas
  • 30 Agustus 2021 pada 10:53 pm
    Permalink

    Satu kata untuk penulisan, kembangkan
    Karena anda punya potensi lebih
    Maksimalkan

    Balas
  • 31 Agustus 2021 pada 5:28 pm
    Permalink

    Terimakasih, maaf kalo ada pengetikan huruf yang salah🙏

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Teguh Batalkan balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2017 | kangsiroj